Berbagi Pengalaman Mengurangi Kekhawatiran Berkuliah Di Luar Negeri
Berkuliah ke negara luar seperti amerika bukan hal yang begitu mengkhawatirkan. Semua tidak begitu sulit, seperti yang orang sering bayangkan dan banyak diceritakan orang-orang.
Universitas Amerika memberikan layanan kepada mereka para mahasiswa-nya dengan sangat baik, bahkan lebih menyeluruh dari apa yang diharapkan oleh mahasiswa internasional baru, terutama pada saat pertama kali tiba di kampus.
Walau demikian, pengalaman pertama kuliah ke luar negeri, tetap saja akan diawali dengan rasa khawatir, canggung dan bingung oleh kebanyakan calon mahasiswa.
APA-APA SAJA YANG DIKHAWATIRKAN OLEH MAHASISWA BARU INTERNASIONAL?
Budaya
Belajar di negara asing seperti USA adalah tantangan yang besar. Selain belajar dan berkomunikasi dengan penggunaan bahasa asing sehari-hari yang mutlak dilakukan, mahasiswa diharuskan banyak belajar hal-hal lain seperti harus beradaptasi dengan budaya yang jauh berbeda.
Mahasiswa baru dituntut harus dapat belajar dan beradaptasi dengan baik dan cepat. Apakah itu budaya, wilayah, perbedaan suhu juga budaya pendidikan itu sendiri atau struktur akademis yang baru.
Mahasiswa baru dituntut harus dapat belajar dan beradaptasi dengan baik dan cepat. Apakah itu budaya, wilayah, perbedaan suhu juga budaya pendidikan itu sendiri atau struktur akademis yang baru.
Solusi terbaik untuk menjawab tantangan ini, yaitu.
Banyak belajar berkenalan dengan orang-orang baru, terutama dengan adanya kendala bahasa, memang bisa membuat kita canggung, takut salah bicara, dan lain sebagainya. Pihak universitas sangat menyadari hal ini. Oleh karena itu hampir semua universitas di Amerika, menyediakan banyak klub dan perkumpulan, juga acara yang memberi kesempatan bagi para mahasiswa baru untuk bersosialisasi apakah dengan rekan mahasiswa dari negara asal yang sama, senior atau yang lainnya.
Hampir keseluruhan mahasiswa baru merasakan hal yang sama. Rata-rata kendala utama yaitu tidak tahu harus berbicara perihal apa dengan orang baru, belum lancar dalam menggunakan Bahasa Inggris, canggung untuk memulai pembicaraan, dan lain-lain.
Hal serupa bukan hanya di alami oleh mahasiswa baru dari Indonesia tetapi di alami juga oleh mereka yang berasal dari negara lain.
Oleh karena itu, Anda tidak perlu khawatir. Saran saya, bergabunglah dengan beberapa atau minimal salah satu klub yang sesuai dengan minat Anda. Berkumpul dengan orang-orang yang memiliki minat yang sama dari latar belakang yang sama tentunya akan lebih gampang memulai pembicaraan dan akan tercipta rasa persaudaraan yang baik?
Suasana Perkuliahan |
Struktur Akademis
Hal lain yang sering menjadi horror bagi mahasiswa baru adalah Struktur Akademis Universitas Amerika. Struktur akademis di sana tentu saja sangat jauh berbeda dengan struktur akademis di Indonesia. Bagi mahasiswa baru yang belum terbiasa, tentu akan merasa panik.
Lalu perbedaan seperti apa saja yang dirasakan oleh mahasiswa baru asal negeri ini?
Lalu perbedaan seperti apa saja yang dirasakan oleh mahasiswa baru asal negeri ini?
Partisipasi dalam kelas
Partisipasi dalam kelas merupakan salah satu dari sekian banyak perbedaan yang banyak dirasakan mahasiswa dari tanah air dan dari negara-negara asean lainnya. Banyak mahasiswa internasional baru yang kaget bila mendapat kesempatan berdialog dalam kelas dan ditanya pendapat mereka tentang persoalan akademis oleh dosen mereka.
Untuk dipahami oleh anda, sistem pendidikan di negara luar negeri seperti Amerika, German, Inggris sangat mendorong mahasiswa untuk berdialog dan mengutarakan pikiran serta pendapat para mahasiswa-nya terkait suatu bidang studi, ketimbang hanya menjadi peserta kelas pasif dan hanya menyerap apa yang dijelaskan oleh dosen.
Mahasiswa diharapkan untuk lebih banyak berpartisipasi dalam diskusi kelas dan mengutarakan logika berpendapat mereka. Partisipasi mahasiswa seperti ini akan dinilai dan menentukan nilai akhir bagi studi mereka nanti.
Hal inilah yang merupakan salah satu hal yang paling menakutkan bagi mahasiswa, utamanya mereka yang tidak dapat berbahasa Inggris dengan baik dan lancar. Bahasa inggris sebagai bahasa internasional menjadi bahasa pengantar utama. Dan bukan hal baru pula didapati dalam kelas, tawa-tawa mereka pecah hanya karena penyebutan kata yang salah. Hal seperti itu menjadi warna tersendiri menimba ilmu di negara dengan bahasa yang berbeda.
Solusi terbaik untuk menjawab tantangan ini, yaitu
Yang membuat mahasiswa internasional tidak terbiasa dan sulit berpartisipasi adalah kendala bahasa, dan bagi sebagian orang adalah rasa kurang percaya diri adalah faktor penyebab utamanya. Dari pengalaman pribadi, 60% kegagalan mahasiswa dipengaruhi oleh dua faktor ini. Bahasa dan kepercayaan diri.
Untuk kedua faktor ini, Anda seharusnya tidak perlu begitu khawatir. Mengapa? Karena hampir semua universitas di sana menyediakan kelas pemantapan Bahasa Inggris untuk membantu mereka para mahasiswa yang belum lancar berbahasa, dan juga terdapat banyak workshop, club tempat berpartisipasi dan bersosialisasi yang dapat melatih cara berpresentasi, membuat pidato singkat, berargumen, berbicara di depan umum, dan kiat-kiat melatih kepercayaan diri.
Anda harus Percaya, dengan banyak berlatih secara teratur dan menghadapi rasa takut. Anda akan mengalami banyak perbaikan dan secara tidak sadar akan terbiasa, dan tidak lagi canggung untuk tampil di depan umum. Inilah salah satu kelebihan dari berkuliah di negara luar seperti Amerika, mereka ‘memaksa’ Anda berkembang lebih jauh dan membawa anda untuk keluar dari zona nyaman Anda.
Sistem Penilaian dan Tugas
Bagi mahasiswa internasional baru sistem penilaian dan tugas-tugas harian merupakan tantangan tersendiri. Ujian akhir adalah yang paling menentukan nilai akhir mahasiswa. Selain ujian akhir tugas-tugas harian tidak boleh dipandang sebelah mata.
Tugas-tugas harian sangat berperan dan mendukung kesuksesan anda. Banyak yang tidak terbiasa dengan banyaknya tugas, partisipasi aktif dalam kelas dan penilaian harian yang berlangsung sepanjang semester. Sebenarnya hal seperti itu sudah merupakan hal yang lumrah di institusi pendidikan Amerika, bahkan hal tersebut sudah dimulai sejak jenjang pendidikan dasar mereka dan semakin diperkuat di jenjang pendidikan senior high school, SMA.
Salah satu yang menjadi khas kuliah di negara Amerika yang mungkin tidak ditemukan di tanah air adalah, mahasiswa dituntut untuk dapat belajar secara mandiri, mencari bahan baku sendiri untuk tugas-tugas perkuliahan, atau bahkan mencari materi pelajaran tambahan. Semua ini menjadi nilai tambah dan membuat mahasiswa "jebolan" negara itu berbeda dengan mereka yang hanya lulusan dalam negeri.
Solusi terbaik untuk menjawab tantangan ini, yaitu.
Walau mahasiswa dituntut untuk dapat mandiri, bukan berarti dosen-dosen di negara tersebut tidak mempedulikan mahasiswanya. Malah sebaliknya dosen sangat antusias memberikan dukungan bagi mahasiswa mereka.
Suasana Pesta Dengan Teman Dari Mancanegara |
Mahasiswa mendapat apresiasi tersendiri dari dosen, bagi mereka yang sering berkonsultasi. Jadi, jangan takut untuk mendekati dosen jika terdapat kesulitan dalam belajar atau mengerjakan tugas.
Sebagai tambahan. Dosen dengan senang hati memberi arahan di mana mahasiswa dapat memperoleh bahan baku dan materi tambahan untuk tugas perkuliahan anda itu.
Sebagai tambahan. Dosen dengan senang hati memberi arahan di mana mahasiswa dapat memperoleh bahan baku dan materi tambahan untuk tugas perkuliahan anda itu.
Hal berbeda lain yang dapat ditemukan di negara tersebut, yaitu tersedianya pusat pembelajaran dan mentor-mentor (pembimbing). Universitas di Amerika hampir semuanya menyediakan pusat pembelajaran mandiri dan mentor (pembimbing) yang dapat melatih para mahasiswa internasional mengenai keahlian dalam mencari bahan baku untuk mengerjakan tugas, teknik-teknik menulis makalah, membuat catatan dan bahkan persiapan ujian.
Dari pengalaman pribadi selama di negeri itu, pusat pembelajaran mandiri dan mentor sangat membantu. Sebagai mahasiswa internasional dengan banyak faktor yang terasa asing seperti di atas. Kehadiran mereka, para mentor tentu sangat-sangat membantu.
Hal menarik lainnya, jangan selalu beranggapan bahwa mereka para mentor tersebut adalah orang-orang dengan usia yang lebih tua dari anda. Kenyataannya tidak demikian. Mentor yang saya dapatkan pada saat tahun pertama justru lebih muda dari usia saya. Bahkan diawal berjumpa, saya sama sekali tidak menduga kalau dia adalah seorang mentor yang dapat membantu.
Dengan gaya berpakaian yang casual, paras yang cantik dan usia yang hanya berbeda 3 tahun lebih muda dari usia saya. Menjadi kejutan tersendiri bagi. Namun semua itu justru mencairkan suasana jauh lebih bersahabat dan mungkin jika anda beruntung anda dapat berteman dengan mentor anda sama seperti yang saya alami. Menarik bukan.
0 komentar:
Post a Comment